Jumat, April 26, 2024
Beranda Sample Page

Sample Page Title

KONTRASTIMES.COM – HALMAHERA BARAT, Stunting menunjukkan kekurangan gizi kronis yang terjadi selama periode paling awal pertumbuhan dan perkembangan anak. Tidak hanya tubuh pendek, stunting memiliki banyak dampak buruk untuk anak.

Berdasarkan rekapan e-PPBGM (Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat), angka stunting di Kabupaten Halmahera Barat (Halbar) Provinsi Maluku Utara pada tahun 2020 mencapai 1.616 atau mencapai sembilan persen dibanding tahun sebelumnya yakni 2019 dengan jumlah 1.016.

Kepala Seksi KIA dan Gizi Jasmawaty ketika ditemui diruang kerjanya pada Selasa (16/03/2021). Mengatakan, Bahwa sebelumnya. pihaknya sudah melakukan sosialisasi kepada orang tua balita dan sekarang juga mereka sudah mempunyai inovasi yakni dengan pemberian kapsul laduni, bahkan juga sudah bekerjasama dengan pihak universitas Airlangga.

“Jadi pada tahun 2020 kemari kita sudah memberikan kapsul laduni, untuk itu nanti kita lihat di tahun 2021 apakah ada efek perubahan dari kapsul laduni tersebut ataukah tidak,” ujarnya.

Jasmawaty mengatakan, Sebanyak 1000 botol kapsul laduni sudah didistribusikan oleh pihaknya di tujuh titik puskesmas yang sasarannya ada tiga pengguna yakni Ibu Nifas, Ibu Hamil dan Calon pengantin.

“Jadi kemarin itu kami sudah mendistribusikan kapsul laduni di tujuh puskesmas diantaranya yakni puskesmas kota, puskesmas Sidangoli, Puskesmas Bubaneigo, Puskesmas Talaga, Puskesmas Baru, Puskesmas Ibu, dan Puskesmas Duono, namun masih ada beberapa puskesmas yang belum sempat didistribusikan,” ungkapnya.

Untuk pencegahan angka stunting ini, kata Jasmawaty, pihak terkait sudah harus mengambil langkah dari seribu haru kehidupan sebelum balita itu dilahirkan atau masih dalam kandungan sudah harus diintervensi agar pencegahannya benar-benar efektif.

“Kalau pencegahannya baru dilakukan stelah balita lahir dan cuman tiga bulan penanganannya, itu tidak memberikan dampak sedikitpun, jadi penanganannya sudah harus seribu hari kehidupan artinya disaat sudah mulai pembuahan itu sudah harus diintervensi sampai balita tersebut berusia dua tahun,” cetusnya.

Angka stunting, lanjutnya, mengalami kenaikan hingga mencapai 600 anak. Presentasi stunting menjadi 18,9 persen dari jumlah sebelumnya di tahun 2019 dengan jumlah 18,0 persen.

Baca Juga:   Semarak Kemerdekaan Warga RW 05 - 06 Dusun Ngepeh Desa Rejoagung
Baca Juga:   Dengan Bangga, Danrem 083 Baladhika Jaya Hadiri Reuni Akbar Yonif 527 Baladibya Yudha

“Melihat tingginya angka stunting, prinsipnya kami akan terus berupaya serius untuk melakukan langkah-langkah guna menghambat percepatan angka stunting di Kabupaten Halbar,” ujarnya.

Ia menegaskan, naiknya balita stunting tentu akan menjadi perhatian serius untuk dilakukan penanganan. Namun menurutnya jika hanya dilakukan oleh dinas kesehatan tentu itu tidak sepenuhnya berhasil.

“Untuk itu saya berharap lintas sektor juga turut melibatkan diri dalam melakukan langkah-langkah penanganan percepatan angka stunting pada balita,” tandasnya.

Jurnalis: Raja Man Kaswalat

Related Articles

- Advertisement -
- Advertisement -

Berita Terbaru

Adblock Detected!

Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors. Please consider supporting us by whitelisting our website.