Kontras TIMES.COM | Jatim – Menjadi Raja/Prabu tanpa Kerajaan: Seperti Syekh Maulana Ishak yang pernah dinobatkan menjadi Prabu Anom oleh mertuanya Raja Blambangan Minak Sembayu, Raden Paku juga menerima gelar Prabu Satmita dan Raden Makdum Ibrahim dengan gelar Prabu Anyu Krawati tanpa terlebih dahulu memiliki Kerajaan sebagaimana pada umumnya seorang Raja/Prabu.
Setelah 7 tahun menimba ilmu di Ampel Denta, Kanjeng Sunan Ampel memerintahkan Raden Paku (Joko Samudro) bersama Raden Makdum Ibrahim (Sunan Bonang-Putra Sunan Ampel) untuk meneruskan belajar Ke- Pasai selama 3 tahun, sekaligus untuk menemui orang tuanya Syekh Maulana Ishak (Prabu Anom).
Peristiwa tersebut terjadi, sekitar tahun 1462-1465 M atau ketika umur Raden Paku masih 19 tahun, jika dihitung dari kisah sebelumnya Raden Paku lahir pada 1442 M, kemudian pada umur 12 Tahun diantar Ibu angkatnya Nyi Ageng Pinatih ke Ampel Denta berguru kepada Sunan Ampel selama 7 tahun.(1455- 1462 M).
Syekh Maulana Ishak menyambut dengan penuh suka cita Kedatangan Putranya Raden Paku dan keponakannya Raden Makdum Ibrahim, keduanya tinggal di Persia selama 3 tahun sambil belajar dibawah bimbingan langsung Syekh Maulana Ishak.
Selain belajar, Raden Paku juga diberi tahu identitas kelahirannya, begitupun dengan kisah pernikahan Syekh Maulana Ishak dengan Dewi Sekardadu putri Raja Blambangan Minak Sembayu, sampai mereka memilih keluar dari Kerajaan Blambangan, dan mewasiatkan nama Raden Paku untuk anaknya.
Mendengar kisah kedua orang tuanya, Raden Paku tak kuasa menahan haru, sehingga timbul tekadnya untuk Mendirikan kerajaan baru di Pulau Jawa.
Melihat tekad putranya yang begitu kuat, Syekh Maulana Ishak memerintahkan keduanya untuk langsung kembali ke-Jawa, sembari memberikan segumpal tanah yang nantinya dipergunakan untuk memilih lokasi tempat Raden Paku mendirikan kerajaan.(pulang dari Pasai ditandai tahun 1465 M).
Sebelum, Raden Paku dan keponakannya Raden Makdum Ibrahim kembali ke Tanah Jawa, Syekh Maulana Ishak memberikan gelar Raden Paku sebagai Prabu Satmita dan keponakannya Raden Makdum Ibrahim dengan gelar Prabu Anyu Krawati.
Dilain cerita, menyebutkan pengangkatan Raden Paku sebagai Prabu Satmita sesudah mendirikan Giri Kedaton, terdapat pula yang menyebutkan pengangkatan Raden Paku sebagai Prabu Satmita setelah Kanjeng Sunan Ampel Wafat, dan para Wali Songo mendaulatnya menjadi sesepuh Wali Songo atau Mufti (pemimpin agama se Tanah Jawa).
Kisah tersebut tercatat dalam Babad Giri Kedaton sebagai berikut;
Javanese:Ing
ngeriku Raden Paku sampun winulang dening Kanjeng Sunan langkung saking gangsar sampun wasesing ing ilmu sampune alami .(BGK: 123)
Indonesian: Di Ampel Denta
Raden Paku sudah diberi pelajaran oleh Kanjeng Sunan untuk memperoleh kepandaian dan kemahiran ilmu.
Javanese …Mangka
lestantun lampahe raden kaleh sami nitih ing bahita.Nunten layar alereh ing negari Pasai sohan dhateng sang pandhita linuweih ajejuluk Maulana Awwalul Islam…Nuli sang pandhita amenging luhung sira baliya saking ngeriki amernataha bahe ing agami jawa
malah pakenira Raden Paku dadiya nata pinandhita tinuta maring wong sak nusa
jawa.Raden Paku sinung jejeluk Prabu Satma saha pinaringan serban rasu’an
jubah.Wondinten Raden Makdum Ibrahim sinungan jejuluk Prabu Anyu Krawati
(BGK:122-123).
Indonesian : …Maka segera berangkatlah keduanya dengan naik kapal.Mereka berlayar menuju Pasai, singgah kepada pendeta alim bergelar Maulana Awwalul Islam…lalu sang pendeta berkata kembalilah dari sini, perbaikilah dulu agama di Jawa. Dan kau Raden
Paku jadilah raja pendeta yang diikuti oleh seluruh penduduk Jawa.Saat itu Raden Paku
diberi gelar Prabu Satmata serta diberi surban sekalian jubahnya.
Sedangkan Raden Makdum Ibrahim diberi gelar Prabu Anyu Krawati.(BGK: 161)
Garis Silsilah Keluarga :
Maulana Malik Ibrahim disebut juga Sunan Gresik, merupakan wali songo yang tertua memiliki dua orang anak yakni Raden Rahmat atau Sunan Ampel dan Sayid Ali Murtadha atau Raden Santri.
Berdasarkan Babad sejarah Kerajaan Demak, Syekh Maulana Ishak merupakan Putra Ibrahim As-Samarqandi, dan Maulana Malik Ibrahim merupakan keponakan dari Ibrahim As-Samarqandi.
Sumber lain menyebutkan, Ibrahim Samarakandi disebut juga sebagai Maulana Malik Ibrahim. Ia dan adiknya, Maulana Ishaq adalah anak dari Syekh Jumadil Qubro. Ketiganya berasal dari Samarkand, Uzbekistan, Asia Tengah.
Sunan Giri adalah keponakan Maulana Malik Ibrahim yang juga berarti saudara sepupu dari Sunan Ampel.
Sunan Kalijaga merupakan sahabat sekaligus murid Sunan Bonang, Sunan Kalijaga juga suami dari Dewi Sarah putri Syekh Maulana Ishak dari istri Syarifah Pasai.
Dikisahkan dari berbagai sumber: Kasepuhan Luhur Kedaton