Kamis, April 25, 2024
Beranda Sample Page

Sample Page Title

KontrasTIMES.COM | Banyuwangi- Fenomenal Runtuhnya Pendopo Kecamatan Cluring Kabupaten Banyuwangi, menjadi sorotan banyak pihak, salah satunya disampaikan Presiden LBH Nusantara MH Imam Ghozali, pada 26 Desember 2022.

MH Imam Ghozali mengungkapkan, meskipun kita hidup diabad modern dan serba canggih, akan tetapi banyak hal yang kita lakukan justru mencerminkan cara-cara peradaban pra sejarah, seperti fonomena runtuhnya bangunan Pendopo Kecamatan Cluring Kabupaten Banyuwangi, pada Malam pukul 23,00 WIB., 24 Desember 2022.

“Zaman kerajaan saya kira tidak ada bangunan baru seumur jagung runtuh kecuali ada gempa, apa lagi zaman kolonial Belanda bangunan tangguh-tangguh, ini zaman modern serba modern baru seumur jagung sudah runtuh,” Ujar MH Imam Ghozali.(26/12/’22).

“Padahal Hujan dan angin waktu kejadian pandai-pandai saja, bangunan lain disekitarnya juga aman tidak ada bekas kocar-kacir kesapu angin,”. imbuhnya.

Presiden LBH Nusantara MH Imam Ghozali mengungkapkan, dari informasi yang ia terima bangunan rehab pertama Pendopo Kecamatan Cluring Kabupaten Banyuwangi terjadi pada tahun 2015, saat Kepala Dinas PU Bina Marga, Cipta Karya, dan Tata Ruang Kabupaten Banyuwangi di Jabat H. Ir. Mujiono yang saat ini menjadi Sekda Kabupaten Banyuwangi.

“Anggaran PU Untuk Rehab Awal sekitar 2015, itu informasi yang saya terima, diluar itu ketebalan dan jarak dari baja penyangga juga dipertanyakan, terdapat lagi genteng nya itu selegenje yang atas genteng dari tanah liat, apa benar itu sudah sesuai” kata MH Imam Ghozali.(26/12/’22).

MH Imam Ghozali menjelaskan, sementara untuk informasi yang saat ini beredar di media massa, Pendopo Kecamatan Cluring Kabupaten Banyuwangi yang menyebut dilakukan rehab pada tahun 2018 dengan anggaran Rp. 185.000.000,-, menurut informasi yang ia terima bukan untuk bangun yang roboh tersebut.

” Yang 2018 dengan anggaran Rp. 185.000.000,-, untuk ruang pelayanan dll,”. ucap MH Imam Ghozali.

Untuk itu, dirinya minta Penegakan hukum dari Kepolisian dan Kejari Banyuwangi melakukan pengusutan secara profesional, biar tida dikira di Banyuwangi banyak tahayul.

Baca Juga:   Tanya Kejelasan, PKL Malah Dapat 'COK' dari Bawahan Walikota Surabaya Eri Cahyadi

“Untuk itu kita minta polisi dan Kejari Banyuwangi turun tangan mengusut indikasi penyimpangan dalam proyek pembangunan Pendopo Kecamatan Cluring,”. Tandas MH Imam Ghozali.

Baca Juga:   Empati Prajurit Satgas 412 Kostrad Saat Melihat Warga Meninggal

“Ini bukan kita cari-cari kesalahan orang, terkecuali yang merobohkan itu saya baru beda urusan, karena ini peristiwa alam Polisi maupun Kejari tidak perlu menunggu laporan untuk melakukan penyelidikan”. Tegasnya.

MH Imam Ghozali menegaskan, peristiwa runtuhnya Pendopo Kecamatan Cluring Kabupaten Banyuwangi sebagai sesuatu yang memalukan dalam sejarah Kabupaten Banyuwangi , ini tamparan untuk mereka yang biasa bagi proyek dan kontraktor yang hanya cari untuk tanpa ada evaluasi yang ketat, seperti halnya kasus pelebaran jalan Sukorejo yang saat ini memprihatinkan, kebiasaan berebut cari proyek dengan kualitas pengerjaan amburadul atau asal jadi semestinya harus mulai dikurangi.

“Saya bilang peringatan alam nanti dikira mitos, kalau saya bilang peringatan Tuhan di kata tahayul, terus yang rasional seperti apa dong.. hukum harus bisa memberikan kepastian?,” Tegasnya.

MH Imam Ghozali menyampaikan bahwa sudah banyak peristiwa yang terjadi di Wilayah Kabupaten Banyuwangi namun selalu di tutup -tutupi, tapi sampai kapan kita kuat menutupi.

“Sekali lagi, kita berharap penegak hukum Banyuwangi bersikap profesional lakukan Lidik, sidik dan tangkap kalau sudah jelas pelaku penyebab kerugian negara, yang berimbas runtuhnya Pendopo Kecamatan Cluring,”. Pungkas MH Imam Ghozali.

Desi Dwan

Related Articles

- Advertisement -
- Advertisement -

Berita Terbaru

Adblock Detected!

Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors. Please consider supporting us by whitelisting our website.