Selasa, April 23, 2024
Beranda Sample Page

Sample Page Title

KONTRASTIMES.COM- MALANG | Mengatakan Covid-19 tidak ada itu salah besar dan melanggar hukum, mengatakan Covid-19 telah berlalu juga berat sebab kita masih menikmati pola kebijakan dalam Paradigma Pandemi dan Covid-19

Yang benar itu, mengatakan Covid-19 itu ada dan kita masih Pandemi, sebab itu kita jangan bertanya soal lapangan kerja, pendidikan dan perkuliahan, tapi cukup tanya saja kapan Negara Indonesia punya keberanian mencabut status Pandemi Covid-19

Paradigma Pandemi dan Covid-19 melahirkan kebijakan dimana masyarakat harus mengurangi aktivitas berkerumun, pola belajar berubah dari langsung menjadi imajiner Melalui online dan Pandemi menjadi alasan pembenaran dimana banyak orang kehilangan lapangan pekerjaan termasuk uang PHK

Jika selama Pandemi Covid-19, masyarakat diolah menjadi Penonton yang bijak, untuk melihat para pejabat dan para pemimpin yang mereka pilih dapat memberikan tontonan yang menarik dan mendidik diantaranya dengan melihat pembangunan fisik diberbagai daerah termasuk pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara.

Mungkin saat sekarang ini para pejabat dan para pemimpin sudah waktunya memberikan kesempatan yang layak untuk masyarakat kembali menata hidup, pemikiran, cipta, rasa, karya dan karsa

Puluhan ribu mahasiswa yang telah lulus dan diwisuda secara online, setidaknya kita harus menyadari bahwa mereka perlu mulai menata pekerjaan dan mendapatkan lapangan kerja, terkecuali dengan sadar kita sengaja mewariskan kemiskinan untuk generasi muda Penerus Bangsa Indonesia.

Terlepas rasa bersyukur masyarakat atas segala bantuan yang telah diberikan pemerintah dengan bebagai cara mensubsidi kebutuhan masyarakat selama Pandemi Covid-19, tentu negara juga sadar tidak bisa selamanya memberikan subsidi itu atau dengan tiba-tiba memutus subside seperti Perusahaan tiba-tiba mem PHK karyawannya tanpa memberikan solusi pasca di PHK mereka akan bertahan hidup seperti apa

Negara harus tahu, bahwa rakyat saat ini mulai terjangkit penyakit ketergantungan dan tertekan bayang-bayang ketika subsidi pemerintah tiba-tiba dicabut.

Masyarakat juga mulai kehilang bayang-bayang menemukan tempat yang layak bagi mereka untuk bisa bekerja mengeksplorasi cipta,rasa, karya dan karsa sebagai wujud pribadi yang mandiri, merdeka dan terhormat, makan, minum dari hasi keringat sendiri.

Baca Juga:   Sumber Dodol Panekan Tuan Rumah Genduri Bumi Ngalap Berkah UMKM Taat Pajak
Baca Juga:   Abu Biksu Tertua Tua Luang Pho Yai Berubah Jadi Warna Emas

“Bukankah kebodohan dan kemiskinan itu lebih berbahaya dari Covid-19, dan tentunya menjadi kewajiban Negara untuk melindungi rakyat dari kebodohan, kemiskinan, rasa cemas, rasa takut dan memberikan kesejahteraan serta kemakmuran bagi rakyat”

Tim Kajian Pesantren LUHUR Malang

Related Articles

- Advertisement -
- Advertisement -

Berita Terbaru

Adblock Detected!

Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors. Please consider supporting us by whitelisting our website.