Sabtu, April 20, 2024
Beranda Sample Page

Sample Page Title

KONTRASTIMES.COM- BANYUWANGI, Ramenya poster undangan seminar internasional PERDUNU, ternyata menimbulkan sikap kontra produktif, masyarakat mulai bertanya- maksud dan tujuan PERDUNU sendiri.

Diantara masyarakat yang mulai bergerak muncul dari kalangan penggiat kepemudaan bahkan ada yang dari Advokad.

La Lati SH. waktu di hubungi wartawan kontrastimes.com via telephon menyampaikan ” ketidak setujuan dengan adanya Perdunu, La Lati SH juga menggalang petisi menolak PERDUNU”

Petisi adalah suatu upaya pembuktian publik . apakah Persatuan dukun Nusantara di terima oleh masyarakat Banyuwangi atau tidak.??? Apakah dukun dan perdukunan sesuai dengan akidah memurnian tauhid ??? Apakah dukun dan Perdukunan tidak merendahkan marwah ulama??? apakah layak Ulama . Kyai . Gus dan Ustadz memiliki KTA dukun??? Atau menjadi bagian dalam organisasi dukun??? Biarlah petisi yang bicara …”kalau bukan kita siapa lagi kalau bukan sekarang kapan lagi”..jangan lagi terjadi perustiwa kelam pembunuhan dukun santet seperti tahun 1998 yang justru turut memakan korban para kyai kesohor kita.terang La Lati

Bentuk penolakannya tadi siang sempat menggalang aksi di Depan Kantor Bupati, Depan Dispar, Depan Departemen Agama dan Depan Kesbagpol Kabupaten Banyuwangi. Tuturnya

Sementara tokoh pemuda Bayu Sugiarto menambahkan “sebaiknya perdunu di Bubarkan” ucapnya singkat.

Seperti sebelumnya di beritakan kontrastimes.com “PERDUNU Batalkan Festival Santet”, pembatalan ini disampaikan Ketua Umum Perdunu, Gus Abdul Fatah setelah tabayun dengan PCNU Rabu (10/2/2021)

Namun untuk menghilangkan kata PERDUNU masih di pertimbangkan “Untuk kata dukun, pihaknya masih akan mengkaji lebih dalam lagi makna kata dukun, baik dari segi bahasa, budaya dan literasi”

Sementara pendapat berbeda di sampaikan MH.Imam Ghozali pendiri Luhur Kedaton kepada wartawan kontrastimes.com menegaskan ” Praktek itu lebih penting dari berwacana, di Indonesia selama tidak mendirikan ormas komunis atau mau mengganti idioligi Pancasila itu sah-sah saja”ungkapnya

MH.Imam Ghozali juga menyampaikan rencana mau seminar internasional atau menjadikan Perdunu sebagai ormas itu sah-sah saja tapi kalau itu di wacanakan akan menciderai bayak pihak, jangan malah nantinya “Tongkosong Nyaring Bunyinya” apalagi jadi alat kepentingan politik atau untuk membangun paradigma Banyuwangi Kota Dukun, itu akan jadi salah kaprah

Baca Juga:   Babinsa Koramil Tipe B 0804/01 Magetan Dampingi Tenaga Kesehatan Tracing Dan Swab Test Ke Masyarakat
Baca Juga:   Cegah Kerawanan Malam Minggu Polsek Ponggok Tingkatkan Patroli

Sebelum Banyuwangi terkenal juga dengan kota wisata, dari zaman guru-guru kita dulu Banyuwangi sudah tersohor dengan Kota Santri, Kota Pesantren, kalau nanti sampai timbul opini dan pertanyaan “apa santri dan pesantrennya sudah kalah dengan dukun” jawabnya kan repot…guraunya

Terkecuali kalau kyai, Gus, pesantren dan tempat keagamaan lainnya sudah sibuk yang di urusi hibah, proposal, bantuan negara, kesana sini cari sumbangan ya mungkin Dukun bisa jadi pilihan ahir.imbuhnya

Yang terpenting berbuat untuk kebaikan orang banyak ,umpamanya kalau mau mengobati orang sakit, Monggo di lakukan pengobatan hasilnya nanti gimana..”ujarnya

Mau Kiyai, Gus, dukun , paranormal,tabib,terapis,dokter,pendeta,pastur,sesepuh,pinisepuh dan banyak lagi, itu sama saja yang terpenting amaliyahnya , nama kan hanya lebel.tegasnya

Fahrudin

Related Articles

- Advertisement -
- Advertisement -

Berita Terbaru

Adblock Detected!

Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors. Please consider supporting us by whitelisting our website.