Minggu, April 21, 2024
Beranda Sample Page

Sample Page Title

KONTRASTIMES.COM- JAKARTA | Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta jajarannya, khususnya Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk proaktif dalam membantu meningkatkan produktivitas petani serta memperkuat sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Hal tersebut disampaikan Presiden dalam sambutannya saat membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi Tahun 2021, Rabu (25/08/2021), di Istana Negara, Jakarta.

Rakornas ini mengusung tema “Mendorong Peningkatan Peran UMKM Pangan Melalui Optimalisasi Digitalisasi untuk Mendukung Pemulihan Ekonomi dan Stabilitas Harga Pangan”.

“Saya minta TPIP dan TPID tidak hanya fokus mengendalikan inflasi saja, tetapi juga harus proaktif mendorong sektor ekonomi yang tumbuh makin produktif, membantu meningkatkan produktivitas petani dan nelayan, memperkuat sektor UMKM agar mampu bertahan dan bisa naik kelas,” ujar Jokowi

Secara khusus, Jokowi menekankan agar momentum pandemi ini dimanfaatkan untuk meningkatkan nilai tambah di sektor pertanian.

Di tengah pandemi, sektor ini menjadi sektor unggulan karena tetap mampu bergerak produktif dan menyerap banyak tenaga kerja.

Pada tahun 2021 ini, di kuartal I sektor pertanian mampu tumbuh positif sebesar 2,95 persen dan kuartal II-2021 sebesar 0,38 persen.

“Saya yakin insyaallah di kuartal III sektor pertanian juga masih bisa tumbuh lebih baik lagi, karena potensi pasar tetap masih sangat besar, baik di dalam negeri maupun untuk ekspor keluar,” tandasnya

Nilai ekspor sektor pertanian pada semester I-2021 mencapai  Rp282 triliun atau naik  4,05 persen jika dibandingkan periode yang sama di tahun 2020, yaitu sebesar Rp247 triliun.

Jokowi menilai, masih terdapat banyak komoditas pertanian berorientasi ekspor yang perlu terus dikembangkan. Komoditas tersebut di antaranya porang, sarang burung walet, edamame, dan berbagai produk hortikultura lainnya.

“Saya melihat di lapangan, seperti tadi saya sampaikan, porang betul-betul saya kira ke depan sangat menjanjikan, pasarnya masih sangat besar. Tetapi saya titip agar komoditas porang ini didorong untuk sampai bisa menghasilkan barang jadi, baik berupa kosmetik, berupa beras, atau makanan yang lainnya,”.tukasnya

Baca Juga:   Dengan Segala Keterbatasan, Peringatan HUT RI di Karachi Pakistan Berlangsung Khidmat
Baca Juga:   Presiden Jokowi Tanda Tangani PP tentang THR 2021

Jokowi meminta agar upaya mengembangkan dan meningkatkan nilai tambah komoditas pertanian ini digarap dengan serius. Ini bukan hanya untuk meningkatkan Nilai Tukar Petani (NTP) dan kesejahteraan petani tetapi juga untuk menghasilkan sebuah lompatan, sehingga sektor pertanian memiliki kontribusi yang semakin besar dalam menggerakkan mesin pertumbuhan ekonomi.

“Semua harus disiapkan dari hulu sampai hilir, kelembagaan petani dalam model klaster ini perlu diperkuat. Badan usaha milik petani, baik koperasi atau BumDes juga perlu terus dikembangkan, sehingga nilai tambah dari pascapanen ini terus bisa ditingkatkan. Akses pemasaran harus diperluas dengan menjalin kemitraan dengan industri, akses pembiayaan juga perlu dipermudah dan disederhanakan,” kata Jokowi.

Terkait pembiayaan, Jokowi menegaskan, pemerintah akan terus mempercepat penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR), terutama untuk sektor pertanian. Plafon KUR pertanian pada tahun 2021 adalah sebesar Rp70 triliun, dari total KUR yang ada sebesar Rp253 triliun.

“Skema penyaluran KUR akan terus disempurnakan agar sesuai dengan karakteristik usaha-usaha yang ada di bidang pertanian. Persyaratan KUR juga harus terus dipermudah,” ucapnya

Jokowi menambahkan, KUR juga harus bisa dimanfaatkan untuk peningkatan nilai tambah pascapanen, seperti dalam pengadaan RMU (Rice Milling Unit), sehingga kredit ini semakin dirasakan manfaatnya bagi petani.

Selain itu, Jokowi juga meminta jajarannya untuk memperkuat pendampingan serta memanfaatkan kemajuan teknologi untuk meningkatkan produktivitas petani.

“Saya minta juga kepada para menteri, kepala lembaga, dan kepala daerah untuk memperkuat pendampingan bagi petani. Manfaatkan teknologi, termasuk platform digital untuk mendorong peningkatan produktivitas petani dan memotong panjangnya mata rantai pemasaran UMKM pangan,” tandasnya.

Jaga Stabilitas Harga Pangan Dalam kondisi daya beli masyarakat yang menurun, stabilitas harga bahan pangan sangat penting bagi masyarakat.

Oleh karena itu, dalam Rakornas Pengendalian Inflasi ini Presiden mengingatkan jajaran terkait untuk menjaga ketersediaan stok dan stabilitas harga barang-barang, utamanya barang kebutuhan pokok.

“Kalau ada hambatan, segera selesaikan hambatan-hambatan itu di lapangan. Ini perlu kita lebih banyak kerja di lapangan, baik itu kendala di produksi maupun kendala di distribusi. Setiap kota harus cek lihat lapangan bagaimana, apakah ada kendala produksi, apakah ada kendala distribusi,” tegasnya.

Baca Juga:   Nelayan Hilang Saat Mancing, Bakamla RI Lakukan Pencarian
Baca Juga:   Baksos di Pantai Pancer, Polwan Polres Jember Bagikan 200 Paket Sembako Kepada Masyarakat Pantai

Jokowi juga menekan jajarannya tetap waspada dan berhati-hati dalam mengatur gas dan rem dalam penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi. “Daya beli masyarakat harus terus ditingkatkan, yang akan ini mendorong sisi demand, sisi permintaan, serta bisa menggerakkan mesin pertumbuhan ekonomi,” pungkasnya.(*)

Ali

Related Articles

- Advertisement -
- Advertisement -

Berita Terbaru

Adblock Detected!

Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors. Please consider supporting us by whitelisting our website.