Minggu, April 21, 2024
Beranda Sample Page

Sample Page Title

Kontras TIMES.COM | Banyuwangi – Penulis Asma Nadia kepincut dengan kenyamanan Banyuwangi di kala mendampingi syuting film di Kota Gandrung tersebut. Hal ini ia ungkapkan saat bertemu dengan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Pendopo Sabha Swagata Blambangan.

“Saya jalan kaki dari hotel kesini (Pendopo). Pedestriannya nyaman. Bersih. Tidak ada kaki lima dan kendaraan parkir sembarangan,” ungkap Asma, Selasa (15/6/2022)

Asma sudah satu pekan ini berada di Banyuwangi. Ia sedang merampungkan syuting film yang diadaptasi dari novelnya yang berjudul “Anak Penangkap Hantu”. Film anak ini mengajarkan tentang keberanian kepada anak-anak belia Indonesia.

Jose Poernomo menjadi penulis skenario dan sutradara film tersebut. Jajaran pemerannya antara lain Adhiyat, Muzakki Ramadhan dan Giselle Tambunan serta Adinda Thomas, Andi Boim, Sujiwo Tejo, dan Verdi Solaiman.

“Kami ingin mengeksplorasi keindahan Banyuwangi. Syutingnya full di sini,” terang penulis novel ‘Emak Ingin Naik Haji’ yang juga difilmkan tersebut.

Dalam kesempatan tersebut, Asma Nadia yang didampingi produser MNC Pictures, Emilka, banyak mendiskusikan tentang perkembangan film tanah air.

“Kita bertekad untuk membuat film berkualitas bagus, namun sarat dengan nilai-nilai edukasi. Menurut kami, ini bagian dari menjaga anak-anak bangsa ini,” ungkapnya.

Sementara itu, Bupati Ipuk Fiestiandani mengapresiasi langkah Asma Nadia dalam membuat film di Banyuwangi. Hal ini menurutnya bagian dari upaya promosi daerah.

“Film menjadi salah satu instrumen yang efektif untuk promosi daerah. Angkor Wat di Kamboja melejit setelah menjadi lokasi syuting ‘Tomb Raider’. Ubud pun langsung nge-tren karena jadi latar film ‘Eat Pray Love’. Kepada teman-teman pelaku film, Banyuwangi sangat terbuka sebagai destinasi syuting,” ujar Ipuk.

“Banyuwangi punya segudang potensi. Tempatnya bersejarah. View-nya indah. SDM-nya lengkap termasuk di sini banyak anak-anak muda kreatif,” imbuh Ipuk.

Bupati Ipuk berterima kasih kepada Asma Nadia dan tim yang berkenan syuting di Banyuwangi. “Semoga nanti bisa syuting lagi di sini atau bahkan menuliskan karya khusus tentang kekayaan budaya kami di Banyuwangi,” ungkap Ipuk.

Baca Juga:   Utamakan Dialogis, Upaya Polsek Wonodadi Dalam Menjaga Keamanan Wilayah Tetap Aman
Baca Juga:   Satgas Yonif Kala Cakti Ajarkan Ilmu Pengetahuan Teknologi Komputer untuk Anak-Anak Perbatasan

Lebih jauh Ipuk juga menyampaikan bahwa ada banyak hal yang didiskusikan dengan penulis prolifik tersebut. Khususnya, tentang dunia perfilman yang mulai semarak di Banyuwangi. Mulai mengangkat nilai dan kultur lokal dalam sebuah festival film, hingga bagaimana melibatkan sineas lokal hingga talent-talent lokal saat suting di Banyuwangi.

“Karena Banyuwangi ini sudah mulai jadi alternatif para film maker sebagai lokasi suting. Imejnya, kalau mau suting tentang hutan di Jawa, yang ada di pikiran kita adalah Banyuwangi dengan segala lansekap yang ada. Ada pantai, sawah terasiring, juga warga lokalnya,” terang Emilka. (*/KTI)

Related Articles

- Advertisement -
- Advertisement -

Berita Terbaru

Adblock Detected!

Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors. Please consider supporting us by whitelisting our website.