Sabtu, April 20, 2024
Beranda Sample Page

Sample Page Title

Kontras TIMES.COM | Ekonomi – Seorang Petani sawit bernama Wayan Supadno menuliskan keluh-kesah sebagai petani sawit melalui akun media sosial Facebook tetang kesenjangan harga CPO di Indonesia dan pasar Internasional, pada 22 Juni 2022

Seperti dilangsir Kontras Times pada 24 Juni 2022, Wayan Supadno mengungkapkan, harga CPO saat ini di pasar internasional Rp 21.000/kg, di Malaysia Rp 16.000/kg dan di Indonesia hanya ditawarkan Rp 10.000/kg di KPBN tidak sukses lelangnya. Karena permintaannya hanya Rp 8.000 an/kg. Setara harga TBS di PKS Rp 1.600/kg.

Padahal Dr Gulat Manurung, Ketum Apkasindo tadi malam mengiinformasikan pabrik kelapa sawit (PKS) yang ditutup sudah 58 tempat. Setara melayani luas kebun sawit petani 650.000 ha tanpa pasarnya, dibiarkan busuk di pohon.

Ini semua terjadi karena mutlak salahnya pemerintah membuat kebijakan yang tidak berpihak ke petani, sebagai produsen migor. Padahal tanpa petani, maka tanpa pangan. Pangan soal hidup matinya sebuah bangsa (Bung Karno, IPB 1952).

Bagaimana dengan Malaysia mantan mahasiswa kita tahun 1990 an ?

  1. Yang jadi pengusaha telah jadi investor di Indonesia, pemilik kebun sawit dan PKS skala luas di banyak daerah. Atau biasa disebut sebagai PMA (Penanaman Modal Asing).
  2. Yang jadi pejabat, telah jadi pelindung petaninya hingga harga TBS nya Rp 4.000 sd Rp 5.000/kg. Harga CPO Rp 16.000/kg. Karena menyadari dan mempraktekkan ilmu saat belajar di Indonesia dulunya.
  3. Karena iklim usahanya dibuat baik, maka jumlah pengusahanya banyak. Pendapatan per kapita jauh di atas kita. Lowongan kerja banyak, sampai impor dari Indonesia (TKI).
  4. Bukan hanya Malaysia, termasuk Singapura mengkritik kebijakan stop ekspor sawit kita. Ruginya Mei 2022 saja Rp 30 an triliun. Malaysia dapat devisa berlimpah.
  5. Itu karena pajak ekspornya Malaysia ” dimininalkan “. Indonesia pajak pungutan ekspor ” dimaksimalkan “. Hingga 50% dari CPO Rp 21.000/kg tinggal Rp 9.500/kg. Petani jadi korban.
  6. Dampaknya lagi, pelanggan negara tujuan ekspor sawit Indonesia banyak dikuasai oleh sawit Malaysia. Padahal dulunya saat penetrasi pasar susah sekali..
  7. Jika kita jadi Dagelan Samin atau meniru Cak Lontong. Selera Malaysia turun, buktinya dulu impor Guru dan Dosen. Saat ini impor pekerja sawit dan pembantu rumah tangga. Hemm…
Baca Juga:   Ibu Iriana Jokowi dan Anggota OASE KIM Kunjungi Kampung Sentra Bakpia Pathuk
Baca Juga:   Bentuk Kepedulian, Babinsa Koramil 1710-07 Mapurujaya Melayat Ke Rumah Warga Binaan

Sekalipun beberapa bulan lalu harga sawit petani Indonesia Rp 3.800/kg. Saat ini hanya Rp 1.200/kg. Di bawah biaya produksi Rp 1.800/kg. Bahkan banyak yang busuk di pohon karena PKS ditutup.

Semoga nasib sawit kita, yang jadi lapangan kerja 17 juta KK, tidak seperti kisah Cengkeh ludes seketika, jadi sejarah kelam jaman pemerintahan Pak Harto. Kita malu dengan Malaysia….

Catatan :
Ketika penulis nulis artikel ini, harga sawit di petani masih Rp 1.200/ kg.
Hari ini Rabu 22 Juni 2022 harga sawit di petani swadaya Jambi tinggal Rp 600 – Tp 850/ kg. Entah untuk hari esok tinggal berapa lagi.

Dengan harga sawit semurah itu, tapi kenapa justru Pemerintah masih gagal turunkan Harga Miyak Goreng Nasional

Sumber akun Facebook: Wanto (https://www.facebook.com/groups/302413118541190/permalink/377089517740216/)
Penulis: Wayan Supadno (Pak Tani)

Related Articles

- Advertisement -
- Advertisement -

Berita Terbaru

Adblock Detected!

Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors. Please consider supporting us by whitelisting our website.