Kontras TIMES.COM | Banyuwangi- Kades Syamsuddin Desa Sukorejo Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi meluruskan fakta sebenarnya dari peristiwa terjadinya Bentrok berdarah antara dua perguruan silat Pagar Nusa (PN) dan Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) yang terjadi diwilayah Sukorejo, pada 08-10 Maret 2022.
Didepan Majlis Hakim sidang Pengadilan Negeri Banyuwangi (KM Agus Pancara ,SH.M.Hum, anggota majelis Yustiana ,SH.M.Hum dan Komang,SH.M.Hum.), yang menyidangkan perkara dengan terdakwa Aab, Putra, Edi Mulyono dan Pelatih Pagar Nusa Kojin , pada 10 Agustus 2022.
Kades Syamsuddin sebagai pemangku wilayah yang kebetulan daerahnya menjadi lokasi terjadinya bentrok PN-PSHT menegaskan, tuduhan Pagar Nusa melakukan pengeroyokan apalagi penyerangan terhadap PSHT itu tidak benar.
“Dari lokasi terjadinya bentrok kita sudah tahu ditempatnya Kojin Pelatih Pagar Nusa, jadi pihak Pagar Nusa yang sesungguhnya dikeroyok dan diserang,” kata Kades Syamsuddin saat dikonfirmasi ulang.(13/08’22).
Kades Syamsuddin menambahkan, pada puncak terjadinya bentrok pada dini hari Pukul 02.20 WIB Kamis 10 Maret 2022., jumlah Pagar Nusa yang ada dirumah Kojin kurang lebih ada 150 orang, sementara itu dari dari PSHT yang mendatangi ada kurang lebih 2000 orang, dari segi jumlah PSHT jauh lebih banyak dan mereka yang datang.
“Sebelumnya juga sudah terjadi beberapa kali di Sukorejo, tapi yang jelas dan saya tahu pada peristiwa beberapa kali bentrok Pagar Nusa tidak melakukan pengeroyokan apalagi penyerangan, di Video kan kelihatan” tukas Kades Syamsuddin.
Lebih lanjut Kades Syamsuddin menjelaskan, sebagai aparatur pemerintah dirinya hanya berusaha meluruskan kronologi peristiwa sebenarnya.
“Kita juga harus bisa memilah jangan dicampur adukkan kepentingan satu dengan yang lainnya, kasihan masyarakat kalau yang tidak bersalah hukumannya diberat-beratkan, sementara itu yang salah hukumannya diringan-ringankan,” Pungkas Kades Syamsuddin.
Jurnalis: Desi Dwan
