Kontras TIMES.COM | Banyuwangi – Situasi Banyuwangi Selatan, khususnya wilayah Zona Merah PT BSI di Desa Sumberagung Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi, mendekati situasi tidak aman dan tidak nyaman.
Dari pantauan awak media, situasi tersebut timbul setelah adanya upaya paksa memperluas area penambangan emas ke-Gunung Salakan, sementara itu disisi lain beberapa tuntutan warga untuk langsung berdialog, sekaligus bisa mengklarifikasi beberapa persoalan, kepada Petinggi PT Merdeka Copper Gold – BSI – PT Bumi Suksesindo, hingga saat ini belum ada Komfermasi respon positif.
Selain itu, warga juga menuntut dialog terbuka dengan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani atau eks Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas sebagai pemberi izin IUP OP BSI Berdasarkan Keputusan eks Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, No. 188/928/KEP/429.011/2012 tertanggal 7 Desember 2012, dimana IUP OP BSI berlaku sampai dengan 25 Januari 2030.
Beradar Isu Uang yang Tutup Mulut untuk Media dan LSM
E (inisial) salah satu rekan sesama awak media yang enggan disebutkan namanya mengatakan, ada oknum PJB yang telah mempersiapkan uang sekitar Rp 2 Milyar, untuk meredam Awak Media dan LSM, saat ada gejolak di Wilayah Gunung Salakan.
“Dan ini terbukti kemarin,” ujar E. (04/03/’23).
Menyikapi opini miring tersebut Ketua Umum Pendopo Semar Nusantara justru berpendapat lain, dengan Itu hanya isu yang memang kerap kali muncul di Kalangan media dan LSM Banyuwangi.
“Sebab kami yakin temen-temen kita dari Media dan LSM Banyuwangi semuanya idealis, dan sangat menjunjung tinggi martabat profesi Jurnalis dan LSM,” tandas Uny Saputra.
“Sehingga menyikapi Opini beredarnya uang tutup mulut untuk media dan LSM Banyuwangi, saya tegaskan itu hanya Hoax, sebab aktifis, media dan LSM Banyuwangi saya yakin semua idealis, sehingga tidak mungkin mereka melacurkan diri dengan ikut menjual kepentingan masyarakat luas dan menjadi bagian dari kelompok penindas,” pungkas Uny Saputra.
Desi Dwan
